Jakarta, Komite – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) dengan PT Angkasa Pura II (AP 2). Kerjasama ini dalam rangka pengembangan Smart Airport di Bandara Soekarno-Hatta. Selain dengan AP2, BPPT juga meneken kerjasama dengan Holding BUMN PTPN yaitu PTPN III, yang membawahi anak usaha sebanyak 13 PTPN lainnya yang tersebar di wilayah Sumatera, Jawa dan Kalimantan.
Penandatanganan ini dilakukan oleh Plt. Kepala BPPT Wimpie Agoeng Noegroho bersama Presiden Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin. Usai penandatanganan, Plt. Kepala BPPT menuturkan bahwa kerjasama ini dalam rangka implementasi inovasi yang sudah dihasilkan BPPT sehingga hilirisasi menjadi kenyataan serta kemandirian bangsa menjadi terwujud. Utamanya teknologi smart aiport, biometerik survey kelautan, dan audit teknologi.
Kerjasama ini semakin meningkatkan peran dalam pengembangan teknologi diberbagai bidang termasuk pengembangan teknologi untuk bandara, perkebunan dan industri maritim. “Semoga kerjasama ini dapat meningkatkan peran BPPT dalam pengembangan inovasi dan layanan teknologi dapat menjadi jawaban untuk peningkatan daya saing. Hal ini sangat penting supaya bangsa kita mampu meningkat daya saing dan mengurangi ketergantungan pada produk asing,” katanya disela MoU dengan AP 2, Holding BUMN PTPN dan pihak swasta di gedung BPPT, Jumat (16/11)
Sementara itu, Presiden Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menjelaskan secara umum kerjasama dengan BPPT sifatnya untuk konsultasi dan pendampingan dalam hal teknologi baru yang akan diimplementasikan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang mengusung Konsep Smart and Connected Airport, khususnya peningkatan smart airport untuk operating efesiansi. “Terima kasih kepada BPPT, melalui MoU ini kami dapat mewujudkan suatu hal yang konkret dalam proses implementasi dalam bentuk konsultasi dalam pemgembangan smart and connected airport,” katanya.
Awaluddin menambahkan, terkait State of The Art Technology yang meliputi 3 hal yaitu Smart Mobility, Smart Security, dan juga Smart Environment. Untuk fasilitas Smart Mobility seperti self-check in counter, self-baggage drop, dan lainnya, dimana para Penumpang dapat melakukan proses-proses flow dibandara secara mandiri. Full Body Scanner X-ray serta Smart CCTV merupakan beberapa fasilitas Smart Security.
Sedangkan untuk Smart Environment, lanjut dia, bandara akan mengusung konsep ecogreen airport seperti penggunaan Smart Grid, Intelligent Building Management System serta teknologi yang mendukung penggunaan energi baru dan terbarukan. “Kita minta bantu BPPT untuk pendampingan dan konsultasi konsep smartgrid system yang merupakan renewable energy dengan cara mengkombinasikan penggunaan energi yang konvensional dengan energi terbarukan seperti sel surya dan sebagainya,” tambahnya.
Selain itu, penggunaan robotic technology untuk pekerjaan yang sifanya masif dan berdampak yang cukup signifikan untuk pelayanan dan operasi di bandara. “Terakhir adalah penggunaan internet of things (IoT). Srmoga BPPT dapat memberikan pendampingan untuk pemilihan teknologi baru menyangkut renewable energy dan robotic technology serta IoT termasuk juga supervisi dan konsultasi,” tambahnya. (red)